MUI Kampar Gelar 'MUI Go To School', Wadah Komunikasi dengan Gen Z dan Calon Ulama
KANALSUMATERA.com - Bangkinang - Usai dikukuhkan beberapa pekan yang lalu, Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kampar langsung tancap gas menjalankan program kerja. Salah satu yang digelar adalah 'MUI Go to School' sebagai wadah komunikasi dengan dunia pendidikan.
Seperti yang dilakukan MUI di SMAN 2 Bangkinang Kota pada Jum'at, (11/8/2023) yang lalu. Kegiatan ini dipimpin oleh Ustadz Mukhlis beserta anggota yaitu Hasbullah, M.Pd, Yuharnis, Zulkifli, M.Pd. Pemateri saat itu ustadz Dr. Jauhari, MA.
Drs. H. Zulkifli, M.Pd dalam sambutannya mengatakan generasi Z artinya generasi yang mengerti dengan teknologi dan bisa membentengi diri dari akhlak tercela.
Dr. H. Johari, M.Pd dalam ceramahnya berpesan pandai-pandailah dalam menggunakan teknologi jangan sampai terjerumus saat menggunakannya.
Baca: Disdik Kampar Audiensi dengan Syahrul Aidi, Minta Perjuangkan Sekolah yang Masuk Kawasan Hutan
"Teknologi sangat bermanfaat dalam meningkatkan iman dan taqwa. Namun satu sisi, jika tidak pintar menggunakannya, maka akan beresiko kepada hal yang dilarang agama. Maka harus hati-hati dalam menggunakannya." terang Dr. Johari.
Kepala SMAN 2 Bangkinang Kota, Drs. Gindo Mandalisa, M.P menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan kegiatan ini sangat membantu dalam membina generasi muda untuk membentengi akhlak Mereka
Ketua MUI Kampar dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris MUI Kampar Ustadz Syamsuatir MSy saat dihubungi pada Selasa (15/8/2023) menjelaskan bahwa 'MUI Go to School' merupakan program unggulan di sektor pendidikan. MUI menargetka dalam satu tahun ini setidaknya akan menggelar 8 kali ke SMA/SMK.
"Roadshow itu juga 10 kali ke pondok pesantren, dalam rangka mengenal ulama, khususnya ulama Kampar kepada santri dalam rangka meningkatkan kecintaan kepada ilmu dan Agama" terang Syamsuatir.
Baca: Ratusan Masyarakat Ikuti Gerak Jalan Sehat Peringati HUT UMRI ke-16
Syamsuatir juga mengutil buku Architects of Deception yang ditulis oleh Juri Lina, ada tiga cara untuk melemahkan, menjajah, atau bahkan menghancurkan suatu bangsa. Ketiga cara tersebut antara lain, pertama, kaburkan sejarahnya. Kedua, menghilangkan atau hancurkan bukti-bukti sejarah bangsa itu sehingga tidak bisa diteliti dan dibuktikan kebenarannya.
"Dan yang ketiga, putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya dengan mengatakan bahwa leluhurnya itu bodoh dan primitif." tegasnya.
Untuk itu, katanya, MUI Kabupaten Kampar hadir di pondok pondok pesantren dan sekolah umum untuk menyampaikan kepada generasi muda bahwa tanah Kampar sudah banyak melahirkan para ulama.